Serba-serbi - APA KATA KIMIA TENTANG CINTA ?
Secara umum, Cinta adalah sesuatu rasa yang
indah, yang dapat diproses di otak, kemudian “cinta” ini turun ke hati.
Lebih spesifiknya, Cinta adalah suatu
rasa yang kamu rasakan saat kamu mengaku pada diri sendiri ataupun orang lain,
bahwa kamu sanggup menerimanya apa adanya, mau berjanji untuk tetap saling
menjaga dan memotivasi serta bertumbuh bersama.
MENURUT KAMU, APA SIH CHEMISTRY ITU ?
Chemistry, secara umum chemistry
memiliki 2 arti yang sangat bertolak belakang yaitu ketertarikan dan kimia. Dua
arti yang sangat beda banget kan ? Secara logika, coba pikirkan apa hubungan
antara ketertarikan dengan proses kimiawi?
Kenapa aku bisa tertarik sama dia ? Apa
yang sih yang menarik dari dia ? Kenapa kalo lagi jatuh cinta, aku jadi suka
senyum-senyum sendiri ya ? Kenapa wajahnya jadi tiba-tiba merah ? Kenapa jadi
keringat dingin kalo ketemu doi ya ? Kenapa nafasnya jadi gak teratur ya ?
KENAPA BISA GITU YA ? ANEH ! Pasti kamu juga sering bingung sama hal itu kan ? Pertanyaan itu pasti sering muncul
ketika kamu melihat atau mungkin sedang merasakan cinta kan ?
Nah daripada bingung, mari kita ulas
bersama
Taukah kamu bahwa, Cinta adalah suatu
proses kimiawi antara unsur phenylethylamine yang membuat cinta
hanya berumur 4 tahun.
Chemistry of love adalah proses kimiawi
yang bukan hanya emosi semata karena cinta datang lewat mata, hidung, kulit
atau telinga. Sinyal-sinyal alat indera itu merangsang otak untuk memproduksi
sejumlah senyawa kimia yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Jadi tidak heran dan aneh jika orang yang
jatuh cinta suka senyum sendiri, tersipu-sipu, wajahnya merah, tangan
berkeringat dingin atau nafas yang tidak teratur.
Semua adalah reaksi kimia
dari cinta.
Yang pertama disebut terkesan/penjajakan. Ada kontak antar alat indra dari 2 pihak yang bakal jatuh cinta. Tidak hanya pandangan mata yang berperan, bau badan, pengalaman psikologis, perkembangan dan faktor genetik bisa pula mengembangkan reaksi-reaksi romantis. Ini mungkin bisa menjelaskan mengapa seseorang tidak bisa memberikan alasan kenapa ia tertarik pada pasangannya, mungkin ia punya pengalaman psikologis atau bahkan faktor keturunan yang membuatnya tertarik pada si A,bukan pada si B. Padahal banyak orang bilang si b lebih cantik dari si A.
Tahap kedua disebut ketertarikan. Reaksi-reaksi romantis pada tahap
pertama tadi merangsang produksi senyawa phenylethylamine, maupun senyawa lain
seperti dopamine dan nerepinephrine di bagian otak. Itu adalah
senyawa yang bila mengalir ke seluruh tubuh akan menimbulkan perasaan gembira
dan bahagia. Senyawa phenylethylamine yang paling penting dalam proses cinta, membuat
orang tersipu malu atau bahagia bila bertemu dengan orang yang ia sukai.
Sayangnya, tahap ini tidak berlangsung lama karena keterbatasan tubuh dalam menghasilkan phenylethylamine. Para ahli menduga kemampuan tubuh menghasilkan senyawa itu hanya sekitar 2 sampai 4 tahun saja. Rasa tertarik akan pudar jika kebutuhan phenylethylamine tidak bisa dipenuhi otak lagi.
Sayangnya, tahap ini tidak berlangsung lama karena keterbatasan tubuh dalam menghasilkan phenylethylamine. Para ahli menduga kemampuan tubuh menghasilkan senyawa itu hanya sekitar 2 sampai 4 tahun saja. Rasa tertarik akan pudar jika kebutuhan phenylethylamine tidak bisa dipenuhi otak lagi.
Tahap ketiga disebut pengikatan. Tubuh menghasilkan senyawa endorphin yaitu sejenis morfin yang berfungsi menenangkan dan mengurangi rasa sakit. Akibatnya timbul perasaan damai, aman dan tentram. Itulah mengapa seseorang jika ditinggal pasangannya merasa gelisah, karena tidak ada lagi produksi endorphine yang menghilangkan rasa sakit. Orang yang patah hati bisa saja mengganti endorphine dengan narkoba/alkohol tapi bila berlebihan bisa merusak segalanya.
Tahap ketiga inilah yang paling penting dalam kelangsungan hubungan cinta. Jika hanya mabuk kepayang, hanya mengandalkan nafsu, orang akan cenderung gonta-ganti pasangan begitu produksi phenylethylamine habis. Tapi satu hal yang menjadi landasan utama dalam tahap ini adalah rasa saling memahami dan mencintai pasangan sebagaimana orang itu mencintai kita.
Tahap keempat adalah persekutuan kimiawi. Kelenjar otak kecil
mengeluarkan oxytocin yang membangkitkan rasa nikmat selam bermain cinta dan
menghasilkan perasaan puas. Ini yang
membuat sepasang manusia kian rukun dan intim.
Jadi, bagaimana ? apa kamu udah paham
tentang cinta menurut kimia ?
Sampai disini ya, tunggu yang
selanjutnya ya
Komentar
Posting Komentar